Indonesia dengan jumlah penduduk 248 juta jiwa hanya memiliki kurang dari 2% pengusaha. Sedangkan untuk level aman, sebuah negara paling tidak harus memiliki 4% pengusaha dari total jumlah penduduk. Permasalahan di Indonesia saat ini adalah kemiskinan dan pengangguran. Banyak masyarakat Indonesia yang tidak memiliki pekerjaan dan terjebak dalam kemiskinan. Dan permasalahan ini sejalan dengan isu ketidakpedulian para pengusaha terhadap masalah sosial di Indonesia.
Tidak sedikit masyarakat Indonesia yang memiliki ide-ide bisnis dan telah menjalani bisnis. Namun ini dilakukan semata-mata untuk meraup keuntungan pribadi tanpa memikirkan bahkan peduli terhadap kemajuan lingkungan sosial sekitar. Berwirausaha tidak selalu mengenai laba yang besar dan bisnis yang maju pesat. Namun seorang pengusaha juga harus berjiwa besar untuk memiliki mental berbagi dan peduli, berbagi dalam bentuk ilmu keterampilan adalah yang paling utama untuk meningkatkan kualitas SDM di Indonesia.
Seharusnya sebagai seorang penggerak bisnis, kita juga harus peka dengan keadaan dan kebutuhan sosial masyarakat sekitar. Sosok Social Entrepreneurship adalah sosok penggerak bisnis yang menjalani bisnisnya tidak hanya untuk memperkaya dirinya sendiri, namun juga untuk membantu masyarakat sekitar dan mengurangi permasalahan sosial seperti pengangguran, kemiskinan dan pendidikan.
Salah satu wujud terkecil social entrepreneurship adalah industri rumahan yang menjalani bisnis dengan melibatkan petani, pengerajin atau penduduk lokal. Dengan melibatkan mereka semua, suatu daerah akan terbantu dalam aspek sosial seperti pendapatan petani, pengerajin atau penduduk yang meningkat dan berkurangnya angka pengangguran di suatu daerah.
Dengan bertumbuhnya sosok Social Entrepreneurship di Indonesia sudah dapat dipastikan bahwa persentase pengusaha di Indonesia akan meningkat dan berkurangnya masalah sosial seperti kemiskinan dan pengangguran. Dengan berkurangnya masalah sosial tersebut, tentunya Indonesia kedepan dapat memiliki SDM yang lebih berkualitas, terampil dan terdidik.
Oleh: Syayu Mutiara