Pengenalan Desain Interior
Saat ini masih banyak orang-orang yang memiliki pemikiran bahwa desainer interior dan dekorator merupakan pekerjaan yang sama. Secara tujuan memang hampir sama, namun dekorator hanya bertujuan untuk memperindah ruangan dengan peletakan furniture dan dekorasi ruang dengan memperhatikan komposisi bentuk dan warna, sedangkan desain interior tidak hanya bertujuan untuk membuat suatu ruangan menjadi lebih indah, tetapi juga bertujuan untuk memecahkan setiap masalah yang ditemukan dalam ruang dan menemukan solusi untuk mengatasinya. Dalam memecahkan masalah tersebut, seorang desain interior perlu memperhatikan dan mengetahui beberapa hal dalam mendesain ruangan.
1. Pengguna ruang
Seorang desain interior harus mengetahui siapa yang akan menggunakan ruang itu, apakah anak kecil, remaja,dewasa atau lansia. Desainer juga harus mengetahui kepribadian penggunanya untuk menemukan sebuah konsep desain yang diperuntukkan dalam penentuan gaya interior yang akan didesain, sesuai dengan karakter pengguna.
Biasanya desainer melakukan brainstorming dengan membuat mind map (Gambar 1) dalam menemukan konsep desain. Mind mapping berguna untuk menyusun kerangka pemikiran desainer sehingga lebih terfokuskan menjadi satu gaya dan tema desain.

Gambar 1. contoh mind mapping
Selain itu, desainer juga harus mengetahui apa aktivitas dan kebiasaan yang dilakukan diruangan tersebut. Jika desainer mengerjakan projek besar seperti rumah,kantor atau retail, beberapa desainer biasanya akan membuat gambaran dalam bentuk bubble diagram (gambar 2) untuk mempermudah desainer dalam menentukan rancangan layout kedepannya.

Gambar 2. contoh mind mapping
2. Kondisi lapangan
Tidak hanya membuat konsep desain, seorang desainer interior juga harus terjun ke lapangan untuk melakukan pengukuran ruangan secara langsung (site visit). Hal ini dilakukan agar meminimalisir perbedaan ukuran gambar dengan lokasi aslinya. Desainer juga harus rutin melakukan kontrol ke lapagan saat melakukan eksekusi desain. Hal ini dilakukan untuk mengatasi permasalahan lapangan yang tidak bisa di perkirakan saat membuat perancangan layout dan konsep desain.
3. Material dan konstruksi
Seorang desainer juga harus memiliki pengetahuan material dan konstruksi yang luas. Pengetahuan akan material dan konstruksi sangat menjadi nilai penting bagi desainer. Dengan adanya pengetahuan tersebut, desainer dapat melakukan banyak eksperimen terhadap material dan konstruksi sehingga dapat membuat sebuah desain yang unik.
Selain itu dengan mengenali sifat dari material dapat mengetahui kecocokan dalam mengaplikasikan material pada kondisi ruangan tertentu, seperti contoh cocok atau tidaknya penggunaan parket kayu pada kamar mandi atau tahan lamanya penggunaan marmer pada top table dapur. Pengetahuan akan brand material juga penting bagi desainer karena dalam pemilihan material membutuhkan banyak pilihan brand yang harus sesuai dengan konsep, namun affordable dan juga berkualitas, sesuai dengan kebutuhan.
Dalam pemilihan material, biasanya beberapa desainer juga membuat material board (gambar 3) yang berguna untuk mempresentasikan kepada klien material apa saja yang akan digunakan dalam desain.

Gambar 3. digital material board
Dalam pemilihan material terhadap ruang juga tentu perlu memperhatikan pengguna ruang, apakah pengguna memiliki alergi atau tidak terhadap material tertentu. Jika pengguna anak kecil, sangat direkomendasikan penggunaan material yang aman bagi anak kecil dan juga hindari sudut tajam pada ruangan.
4. Sirkulasi ruang dan ergonomi
Desain interior sangat berhubungan dengan kehidupan manusia. Bukan hanya untuk mempercantik ruangan, tetapi juga memperhatikan kenyamanan dari pengguna. Desainer perlu memperhitungkan kebutuhan ruang, dengan memperhatikan kebutuhan dan besaran furniture.
Pemberian jarak antar furniture juga sangat penting dalam interior untuk menunjang aktivitas manusia, seperti contoh sirkulasi jalan minimal 60 cm, atau untuk sirkulasi berlalu-lalang minimal 120 cm. Sirkulasi ini diatur dalam standar seseorang berjalan.
Selain itu penggunaan furniture juga memiliki ergonomi masing—masing, seperti ergonomi kursi, tinggi kabinet bawah dapur dan lainnya. Ergonomi pada furniture bertujuan untuk menunjang kenyamanan pengguna dalam menjalankan aktivitas menggunakan furniture tersebut. Standar sirkulasi dan ergonomi ini dapat ditemui di berbagai buku seperti Human Dimension & Interior Spaces karya Julius Panero (Gambar 4) atau buku ergonomi lainnya.

Buku Human Dimension & Interior Spaces – Julius Panero
5. Budget
Dan yang tidak kalah penting adalah mengenai budget. Sebuah desain juga memiliki batasan yaitu salah satunya adalah karena faktor budget. Desainer harus memikirkan cara untuk merealisasikan konsep desain yang telah dia rancang, dapat sesuai dengan budget yang klien miliki. Biasanya desainer akan membuat RAB Desain interior (Rencana Anggaran Biaya desain interior), sehingga dapat memperhitungkan harga furniture , dekorasi dan material yang akan dibeli. RAB ini penting untuk mengetahui apa yang lebih prioritas untuk di beli, sehingga aliran biayapun dapat lebih terorganisir.
Menjadi seorang desain interior tidaklah mudah. Seseorang harus membutuhkan pemikiran yang kritis, logis namun kreatif secara bersamaan. Desain yang baik adalah desain yang memperhatikan kebutuhan, kenyamanan dari pengguna serta keindahan dalam desain itu sendiri. Desain interior merupakan bidang yang menyangkut dengan aspek kehidupan manusia, jadi tidak heran seorang interior juga perlu memahami berbagai ilmu lain dan juga membutuhkan pengalaman setiap harinya. Semoga artikel ini bermanfaat ya!
ditulis oleh: Della Anastasia