Post-Human, salah satu band kota Bandung yang diinisiasi menjadi bagian dari science metal Indonesia, berani mengusung aliran progressif metal dengan formasi menarik, dua bass diisi oleh Getha dan Boris, Gitar pada Domu, Rizqi di Vokal, dan Richard Mutter pada drum.
Sesuai dengan namanya, Post-Human kemudian berbicara mengenai manusia serta kemanusiannya. Melengkapi energi sound yang gahar terpengaruh oleh berbagai macam genre seperti Tool, Russian Circles, dan Bleed From Within.
Dari percampuran tersebut Post-Human benar-benar menawarkan musik yang berbeda tidak monoton, dengan formasi yang tidak lazim.
Akhirnya di tahun 2019 ini, setelah setahun lama mematangkan karya, Post-Human merilis debut EP mereka berudul “Nothing To be Done”.
‘Nothing To be Done’

Line Up Post-Human 2019. (Istimewa)
Epini menjadi debut Post-Human, setelah waktu lalu mengeluarkan “Lost” sebagai awal kemunculan EP mereka. Berbeda dengan sebelumnya, kali ini Post-Human menggaet Domu mengisi frekuensi tinggi di lagu album ini. Kehadiran Domu pun memperluas warna dan Posibilitas dari permainan Post-Human untuk EP ini.
Direkam di re-built 40124 studio, EP ini berisikan 5 lagu utama dan 1 lagu ‘Intro’ yang berupaya mengimplementasikan tahap-tahap kedukaan menurut teori Elizabeth Kubler-Ross, yakni Denial (penolakan), Anger (kemarahan), Bargining (pengharapan), Depression (depresi), dan Acceptance (penerimaan).
Tiap lagu mewakili dinamika psikologis sesuai dengan teori tersebut. Sehingga lagu-lagu yang terkandung memaknai narasi sudut pandang yang ingin mereka sampaikan.
Setelah dimatangkan selama setahun, EP ini kemudian telah dapat didengarkan melalui berbagai layanan streaming digital, seperti spotify dan youtube pada tanggal 19/07/2019 kemarin. Sementara dalam bentuk fisik EF juga bisa didapatkan di store berbagai kota.
Kedepan, video musik dari jajaran EP ini akan diriliskan secara bertahap sepanjang bulan Juli ini, ada total 6 videoklip yang bisa disaksikan melalui channel Youtube mereka. (release)