Kreakfest2018, rangkaian acara dalam Road to Soundrenaline di Medan menjadi paling dinanti. Usai gelaran, kemeriahannya masih membekas. Event ini jadi yang pertama di Medan, dimana para komunitas di Medan bisa berkumpul, berkreasi, menikmati musik dan lainnya.

Suasana Kreakfest2018 disajikan sangat menarik dengan kosep market festival. Mendengar kata Kreak yang diusung oleh komunitas, awalnya terkesan negatif, dipersepsikan sesuatu hal yang berlebih, norak atau tidak pantas, namun yang terjadi hal sebaliknya. Istilah Kreak ternyata singkatan dari Kreasi Komunitas Festival2018.

Pagelaran ini di inisiasi oleh beberapa kumpulan komunitas di Medan yang selama ini merindukan ada wadah atau momen bersama bagi semua anggota komunitas komunitas di Medan dapat berkumpul bersama sama, bertukar pikiran ide atau konsep maupun berkreasi mengenai karya dari setiap komunitas itu sendiri.

Secara keseluruhan, hampir 75 komunitas di Medan yang turut terlibat mensukseskan pagelaran ini. Ada komunitas Musik, Photography, Fashion & Style, Movie dan Youtuber, maupun komunitas seni & art di kota Medan dan Binjai. Semuanya menyatu dalam session saatnya komunitas medan berbicara dan berkarya dalam Kreakfest2018 di Tropical Corner yang sudah dikemas oleh komunitas AFRONT Medan.

Dalam sharing session, duo personil Stars and Rabbit ikut nimbrung. Sebelum beraksi, Vokalis Stars and Rabbit, Elda Suryani berbagi pengalaman pahit saat memulai karirnya sebagai semangat untuk para komunitas, penggiat seni dan anak muda yang saat itu memenuhi Tropical Corner.

Saat Sharing Session bersama komunitas, penggiat seni dan para pengunjung. Dua personil Stars and Rabbit juga ikut nimbrung.

“Awal saya main itu gak ada yang respon, ada yang lihat tapi cuma bengong, itu nampak banget karena saya di atas panggung. Drop pasti ada, tapi gak apa-apa, main aja terus sambil berjalan dan mikir ini kita berkarya buat apa. Kalau saya, mikirnya ini memang buat aku sendiri, jadi respon orang gimana gak masalah. Murni mau berkreasi, terus saja berkarya, anggap semua masalah jadi modal untuk berkembang, rekam jejak ada dan yakin orang pasti bakal menghargai itu nantinya,” ujarnya.

Sementara itu, Youtuber Gandi November yang turut dalam diskusi tersebut mengatakan, pelaku seni dan hasil karya anak anak muda di Medan dan Binjai tidak kalah dengan daerah lainnya. Hanya saja, selama ini terkendala dengan wadah dan kaloborasi.

“Nah, kita harap wadah untuk berekspresi bisa lebih banyak. Tentunya juga dengan kaloborasi, biar tambah kuat. Itu yg selama ini kurang,” katanya.

Sharing session juga kedatangan M Husni mewakili Pemerintah Kota Medan. Ia juga Pemko Medan mengaku senang dan mendukung acara Kreakfest dan komunitas anak muda di Medan bisa tumbuh dan berkarya positif.

Selain ajang diskusi, Road To Soundrenaline 2018 di Medan Pecah, Hiburan dari tiga guest stars, Kotak, Starst and Rabbit dan Burgerkill membius warga Medan yang bertumpah ruah.

Sebelum ketiganya tampil, band lokal di Medan juga turut berpartisipasi. Ada Liberty Gong, Fayo, Not Xmprewell, Kwaci Band, Terminal Kuningan, dan Rasyid Music, dan kolaborasi antara Syuthay X TBRXGRAM.

Mengawali acara puncak, setelah diskusi, ada Stars and Rabbit. Band beraliran folk yang berhasil go internasional ini pun memulai aksinya. Lebih dari lima lagu andalan yang dibawakan mengundang antusias para penonton.

Memanaskan suasana, setelah Stars and Rabbit, hadir Burgerkill dan dilanjutkan oleh Kotak. Gelaran dengan tema ‘The Soul of Expression’ ini tampil menggemparkan.

Selain panggung musik, acara persembahan dari KREAKFEST2018 ini juga turut melibatkan komunitas Indie Coffee Binjai dengan berbagai konten menarik seperti pameran dan mural dari sejumlah komunitas.